Detail Berita

Dinkes Muba Gelar Pertemuan Analisis Hasil Surveilans Gizi Dari 29 Puskesmas



Sekayu - Dinas Kesehatan Kab. Muba gelar audit pertemuan analisis hasil Surveilans Gizi dari Puskesmas di Kab. Muba pada Rabu, (25/5/22) berlokasi di Ruang Rapat 1 Dinkes Muba. 

Kepala Dinas Kesehatan Musi Banyuasin melalui Kabid Kesehatan Masyarakat bapak Maryadi, SKM., M.Kes membuka pertemuan kali ini yang dihadiri oleh narasumber dari Dinas Kesehatan Provinsi dan Poltekes Kemenkes Palembang serta turut hadir 29 petugas gizi dari 29 Puskesmas. 

Pada pertemuan ini, membahas masalah gizi di Indonesia yang masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yg sangat krusial. Dalam hal ini Kepala Dinas Kesehatan Kab. Musi Banyuasin memberikan arahan sekaligus pesan kepada seluruh peserta yang menghadiri pertemuan.

"dalam rangka meningkatkan efektivitas kegiatan pembinaan gizi dan perbaikan masalah gizi masyarakat secara tepat waktu, tepat sasaran, dan tepat jenis tindakannya maka Dinas Kesehatan mengadakan kegiatan Pertemuan Analisis Hasil Surveilans Gizi Dari Puskesmas Di Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2022. Diharapkan kedepannya melalui pelaksanaan surveilans gizi dapat diperoleh data status gizi masyarakat yang akurat dan pemberian intervensi sesuai kondisi dan akhirnya juga akan mengurangi angka stunting" jelas pesan Kadinkes.

Terjadinya masalah gizi dapat disebabkan oleh banyak faktor, baik yang merupakan penyebab langsung, tidak langsung maupun penyebab dasar (akar masalah). Masalah gizi akan terus berlangsung selama faktor – faktor penyebabnya belum dapat diperbaiki. 

Saat ini Indonesia tengah menghadapi masalah kesehatan yang harus mendapatkan perhatian serius yakni Triple Burden Malnutrition yaitu prevalensi stunting dan wasting pada balita yang tinggi, kegemukan balita dan remaja yang meningkat serta ketidakseimbangan mikronutrion. Defisiensi zat gizi mikro yang sering terjadi adalah anemia zat besi yang berdampak pada perkembangan dan gangguan perilaku. Semakin maraknya makanan cepat saji memberi peluang masyarakat mengonsumsi makanan tinggi kalori sehingga meningkatkan resiko terjadinya obesitas. Berdasarkan hasil penilaian status gizi balita di Kabupaten Musi Banyuasin yang diambil dari aplikasi e-PPGBM pada bulan Februari tahun 2022 sebanyak balita yang diukur diperoleh angka sebesar 3,3% balita stunting, 2,43% balita wasting dan 1,76% balita kegemukan. Bila dibandingkan dengan tahun 2021 sebesar 2,2% balita stunting, 2,3% balita wasting dan 1,83% balita kegemukan.

Sistem surveilans gizi adalah alat untuk menghasilkan informasi yang sangat membantu dalam formulasi, modifikasi dan aplikasi kebijakan gizi di suatu wilayah. Dengan surveilans gizi, para pengambil keputusan dapat melakukan tindakan – tindakan pencegahan dan penanggulangan yang tepat sasaran, tepat waktu, efektif dan efisien. Pelaksanaan teknis surveilans gizi dapat menggunakan sistem informasi gizi berbasis teknologi informasi yang disebut Sistem Informasi Gizi Terpadu atau Sigizi Terpadu yang salah satu modul yang terdapat didalamnya yaitu e-PPGBM. Sigizi terpadu ini merupakan RR (report and record) rutin posyandu sebagai bentuk surveilans gizi online yang dapat dipantau langsung Kabupaten/Kota.

Pelaksana teknis surveilans gizi di puskesmas sebagai pengumpul data dari posyandu dan sinkronisasi data dari pengelola PIS-PK dan pengelola data program lain di puskesmas harus mampu menganalisis data dan melakukan diseminasi, sosialisasi dan advokasi untuk selanjutnya membuat perencanaan intervensi yang tepat pada tahun berikutnya berdasarkan hasil surveilans gizi melalui pemanfaatan sumber yang ada seperti dana desa dan BOK, kemudian dilakukan evaluasi terhadap keberhasilan program/intervensi tersebut.

Kadinkes berharap dengan adanya kegiatan ini dapat terus menjadi kegiatan yang berkelanjutan dan tidak hanya berhenti sampai disini. Kegiatan hari ini di tutup dengan sesi foto bersama.



Share This: