Detail Berita

HIMBAUAN KADINKES KEPADA MASYARAKAT AGAR TETAP WASPADA TERHADAP CUACA EKSTREM DI KABUPATEN MUSI BANYUASIN



SEKAYU - Saat ini pemanasan global sudah mencapai 1,1°C. Dampaknya sudah dirasakan dengan kasat mata. Diantaranya munculnya cuaca panas terik yang sangat menyiksa. Bahkan beberapa waktu lalu, ribuan burung mati dan berjatuhan di beberapa wilayah Indonesia. Jika kondisi ini dibiarkan, maka pada tahun 2060 pemanasan global akan meningkat 2°C. Menurut Panel antar pemerintah tentang Perubahan Iklim (Intergovernmental Panel Climate Change), dengan peningkatan suhu bumi 2°C, akan terjadi suhu panas ekstrem di beberapa wilayah dunia. Efek lainnya yakni suhu dingin ekstrem, kekeringan, kelangkaan air dan curah hujan ekstrem atau sangat tinggi.

Siklus suhu udara di Kabupaten Musi Banyuasin tidak menentu. Sesaat udara panas menyengat, sesaat kemudian hujan turun deras. Pada siang hari suhu mengalami peningkatan. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), hal ini disebabkan oleh gerakan semu matahari dari khatulistiwa ke arah selatan yang menyebabkan radiasi matahari yang diterima di wilayah tersebut relatif menjadi lebih banyak, sehingga meningkatkan suhu udara pada siang hari. Hal ini tentu berpengaruh pada kondisi tubuh terutama masyarakat yang bekerja di luar ruangan dan langsung terpapar cuaca panas.

Menurut BMKG Stasiun Klimatologi Kelas I Kenten Palembang tahun 2021 bahwa penyinaran matarahari tercatat dari bulan April sampai dengan bulan Juli di Kabupaten Musi Banyuasin terjadi kenaikan intensitas suhu maksimum sangat signifikan masing-masing 40,5°C, 42,5°C, 40,9°C dan 45,5°C. Nilai ini berada diatas persentil 95% batas ektrem yaitu 34,01°C. Jika dilihat dari data tahun lalu, maka prediksi peningkatan intensitas suhu masih akan berlangsung lama.

Berdasaran data BMKG Sumatera Selatan pada laman website bmkg.go.id tanggal 12 Mei 2022 Sumatera Selatan termasuk Kabupaten Musi Banyuasin yang termasuk dataran rendah bersuhu lebih terik yang mencatat suhu maksimum 33°C dengan kelembapan udara 60%-96% dan berpotensi hujan pada malam hari. Pada tanggal 13 dan 14 Mei diperkirakan potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai petir/kilat dan angin kencang berdurasi singkat pada siang-sore hari. Artinya intensitas suhu yang terjadi pada tanggal 12, 13 dan 14 Mei 2022 tersebut tidak menentu.

Suhu panas yang terjadi berkaitan dengan tingkat perawanan yang rendah pada siang hari sehingga pemanasan oleh sinar matahari yang sampai permukaan bumi cukup intensif. Pada saat ini wilayah Sumatera Selatan juga sedang dalam peralihan musim hujan ke musim kemarau dengan tren penurunan curah hujan.

Segera memasuki musim kemarau, pertumbuhan awan dan fenomena hujan akan sangat berkurang, sehingga cuaca cerah pada pagi menjelang siang hari akan cukup mendominasi. Dominasi cuaca yang cerah dan tingkat awan yang rendah tersebut dapat mengoptimalkan penerimaan sinar matahari di permukaan Bumi, sehingga menyebabkan kondisi suhu yang dirasakan oleh masyarakat menjadi cukup terik pada siang hari.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa beberapa daerah di Indonesia mulai memasuki puncak cuaca yang amat panas. Deputi Bidang Meteorologi BMKG menyebut, kondisi suhu terik di wilayah Indonesia harus diwaspadai hingga pertengahan Mei.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Banyuasin, dr. Azmi Dariusmansyah, MARS, menghimbau agar masyarakat tetap waspada dengan cuaca ekstrem dengan tetap menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh ketika beraktifitas baik di dalam maupun diluar ruangan.

Di lansir dari sumber website www.dw.com mengatakan bahwa Penelitian yang disusun oleh 35 lembaga global, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia WHO dan Bank Dunia jelas menunjukkan hubungan antara perubahan iklim, kerusakan lingkungan, dan kesehatan. Temperatur yang meningkat memicu kelaparan dan malnutrisi, peningkatan skala dan ruang lingkup penyakit menular dan semakin seringnya peristiwa cuaca ekstrem, sementara polusi udara telah mematikan paru-paru manusia seperti halnya rokok tembakau.

Perubahan suhu yang mendadak dan terlalu ekstrem, baik itu dingin atau panas, dapat menimbulkan stress pada tubuh. Adapun stres akibat paparan suhu ekstrem dapat menyebabkan kulit dan mata kering serta selaput lendir di dalam hidung membengkak.

Akibat kondisi tersebut, seseorang seringkali mengalami mata gatal atau bersin begitu terpapar suhu dingin atau panas secara tiba-tiba.

Selain itu, perubahan suhu yang tiba-tiba dan ekstrem juga bisa memperparah atau memicu gejala pada kondisi medis tertentu, seperti asma, alergi, nyeri sendi, dan migrain.

Suhu panas pada siang hari dapat memicu dehidrasi dan juga gangguan pada kulit. Untuk itu masyarakat dapat memperhatikan tingkat konsumsi air minum guna mencegah terjadinya dehidrasi. Baiknya menggunakan pakaian atau semacamnya yang dapat mencegah sengatan matahari langsung ke kulit.

Peningkatan suhu udara juga meningkatkan potensi terjadinya kebakaran baik pada pemukiman juga pada lahan pertanian dan hutan. Kiranya dapat lebih bijak mencegah terjadinya kebakaran.

Upaya lain yang bisa dilakukan :

  1. Rutin Berolahraga
  2. Mengkonsumsi Makanan Bergizi
  3. Tidur yang cukup
  4. Melaksanakan Protokol Kesehatan 3M yakni yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan merupakan langkah wajib yang perlu diterapkan untuk menjaga diri dari virus COVID-19. Perilaku tersebut perlu dilakukan secara rutin agar terhindar dari kuman-kuman atau bakteri-bakteri yang berbahaya.
  5. Berpikir Positif
  6. Menanam pohon dengan manfaatnya meliputi :
  • Menanam pohon tidak hanya baik untuk lingkungan tapi juga kesehatan seperti mencegah stres hingga penyakit pernapasan akut.
  • Pohon adalah penyaring udara di bumi. Dengan daun dan batangnya, pohon menyerap gas dan komponen berbahaya di udara lalu mengeluarkan oksigen, sehingga membantu kita untuk bernapas.
  • Pohon mampu mengurangi paparan sinar UVB sebanyak 50% dan menurunkan risiko kita terkena dampak negatif sinar ultraviolet.
  • Salah satu penyebab terjadinya perubahan iklim adalah banyaknya kadar karbon dioksida di udara. Pohon bisa membantu mengurangi kadarnya secara signifikan dan melepas oksigen ke udara.
  • Jika banyak pohon yang ditanam, maka air hujan yang turun akan tersaring dan mampu meresap ke dalam tanah. Dengan begitu, ia tidak akan mencemari laut.
  • Pohon bisa melindungi air yang disimpan di dalam tanah agar tidak terlalu cepat menguap. Sehingga, cadangan air tanah kita bisa tetap terjaga. 
  • Jika ada pohon, maka tekanan air dari hujan lebat tersebut bisa diredam sebelum mencapai tanah dan kelebihan airnya diserap oleh akar. Risiko longsor pun rendah.
  • Menanam pohon adalah salah satu solusi untuk menghemat energi. Pasalnya, pohon dapat membuat udara menjadi lebih segar dan sejuk, hingga mengurangi polusi.

     



Share This: